Nasip Rakyat Papua Di Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak terlepas dari sejarah masa
lalu. Sebab, hari ini bangsa papua yang menghuni Pulau Papua banyak
yang belum mempelajari tentang nasip hidup dan sejarah Politik Bangsa Papua dalam Negara
Indonesia. Maka itu, rakyat papua hendaknya perlu mengingat dan melihat kembali atas
sejarah politik bangsa Papua di masa
lalu dalam NKRI. Dengan mengingat dan melihat kembali dapat menata diri untuk
menuju masa depan Papua yang lebih baik, lebih aman, lebih damai, lebih
bermartabat, lebih demokratis, lebih adil, lebih manusiawi, serta lebih makmur
diatas tanah leluhur rakyat Papua.
Sejarah Politik Bangsa Papua berbeda dengan Sejarah Politik NKRI, yang kita tahu selama ini menggandung banyak rekayasa atas Tanah Papua demi kepentingan politik integrasi nasional (Indonesia) serta menyimpang nuansa kepentingan Asing ( Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Dan Sekutunya).
Perlu diketahui bahwa, secara geografis pulau papua berada di samudera pasifik dan di bagi dua bagian yaitu;
Papua Timur (papua newgunia) dan Papua
Barat ( papua /indonesia) dan secara demografis di pecah menjadi dua bagian juga
yaitu; penduduk papua newgunia dan penduduk Papua/ indonesia, pasti orang bertanya
mengapa terbagi menjadi dua bagian....?? karena dominasi dan dorongan oleh negara-negara kuat
dengan kepentingan politik dan ekonomi bagi Inggris, Belanda, Amerika Serikat
dengan sekutunya dan mereka menjadikan Indonesia sebagai batu loncatan untuk meraup kekayaan alam di Tanah Papua dengan melenyapkan manusia papua
dengan berbagai paket program/ kebijakan.
Secara politik Papua di anggap sebagai
bagian dari NKRI tetapi secara Cultural dan Indenditas warga papua sebagai bangsa melanessia pemilik sepenuhnya pulau papua dan dari dulu sampai
sekarang jiwa orang Papua sama sekali belum terintegrasi dalam ke-Indonesiaan sebab, bangsa melanessia memiliki peradapan budaya, agama, dan beberapa hal lainnya
yang sangat jauh berbeda dengan Indonesia (jawa, melayu, bugis, dayak, sunda, batak, dan lain-lain).
Lebih jauh lagi dapat kita menggamati
bahwa, realitas kehidupan Rakyat Papua di dalam NKRI dari dulu sampai hari ini,
hidup dalam golongan minoritas di Republik Indonesia, dan berdampak besar
seluruh aspek kehidupan social, politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Dengan demikian, sejarah mencatat bahwa, di planet bumi ini, golongan minoritas selalu
terabaikan dalam hal-hal pembangunan nasional serta jarang di libatkan dalam kebijakan politik Nasional. Tidak heran bila Rakyat Papua
selalu merasa di marginalkan hak-haknya, baik di tingkat lokal/daerah, nasional dan internasional. Secara logika Rakyat Papua harusnya tidak boleh tersiksa dan
terabaikan diatas Negerinya sendiri karena, Rakyat Papua adalah pemilik mutlak
bumi Papua tidak seperti yang disaksikan dari dulu sampai hari ini, seperti;
• Lunturnya Supremasi Hukum Di Papua,
.Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terus terjadi Di Tanah Papua,
. Korupsi, kolusi, dan nepotisme mengakar Di Papua,
.Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terus terjadi Di Tanah Papua,
. Korupsi, kolusi, dan nepotisme mengakar Di Papua,
• Ruang Demokrasi untuk Mahasiwa
Papua membela suara rakyat papua menjadi
susah,
• Papua Menjadi
Surga Mafia Proyek,
• Aktivitas
eksploitasi penambangan sumber daya alam terus terjadi tanpa melihat hayat
hidup rakyat Papua/ dampak social,
• Gerakan kontra
Intelijen Indonesia dan Intelijen Asing dimana-mana Di Papua,
• Media massa
di komersialisasi dan di awasi,
• Ranjau-ranjau
PILKADA dimana-dimana,
• Penerimaan
CPNS, tenaga kerja kontrak, serta karyawan perusahaan BUMN/swasta di dominasi
non-papua,
• Mobilitas
ekonomi di dominasi non-papua di seluruh plosok tanah papua,
• Kelangkaan
BBM terus terjadi,
• Pelayanan
kesehatan masih jauh dari harapan,
• Kualitas
Pendidikan di bawah rata-rata secara nasional,
• Minimnya
pelestarian Budaya Papua (bahasa daerah, musik2, cendera mata, tarian, dll),
• Pembangunan human development recourses di bawah
rata-rata,
• Kemiskinan
meningkat dan penganguran terus terjadi,
• Angka
kelahiran menurun dan kematian meninggkat,
• Penetapan harga bahan pokok tidak terkendali oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat,
. Olaraga Sepak Bola sengaya di bekukan ( seperti Persipura gagal dalam liga AFF CUP 2015),
. Olaraga Sepak Bola sengaya di bekukan ( seperti Persipura gagal dalam liga AFF CUP 2015),
• Penerima
Beasiswa dari Pemerintah didominasi Non-Papua / anak-anak pejabat dan lainnya,
• Sekolah-sekolah
dijalankan tidak efektif di Papua baik SD, SMP, serta SMA/SMK.
Hal-hal lain, yaitu; mobilitas komunitas intelijen sipil dimana-dimana di papua, mobilitas aparat TNI/POLRI organik/non-organik tersebar seluruh tanah Papua. Kehadiran aparat TNI/Polri ini telah berdampak
menjedihkan bagi tokoh-tokoh pejuang papua yang mati/hilang tanpa penjelasan dan
pengungkapan dari penegak hukum Republik Indonesia.
Masih ada lagi yaitu, ketika Rakyat Papua bersuara di ruang public untuk menjadarkan kepada Pemerintah Indonesia dan menuntut hak-hak dasar Rakyat Papua, malah Pemerintah Indonesia dan Aparat Indonesia menanggapi secara lain lalu menutup ruang demokrasi dengan kalimat MAKAR.
Masih ada lagi yaitu, ketika Rakyat Papua bersuara di ruang public untuk menjadarkan kepada Pemerintah Indonesia dan menuntut hak-hak dasar Rakyat Papua, malah Pemerintah Indonesia dan Aparat Indonesia menanggapi secara lain lalu menutup ruang demokrasi dengan kalimat MAKAR.
Kemudian, Pemerintah Indonesia
dari dulu sampai hari ini berusaha mempengaruhi dan membelokkan cita-cita / euforia rakyat Papua, dengan cara memberikan berbagai paket kebijakan yaitu: Pemberian Undang-Undang Otonomi Khusus (OTSUS) tahun 2001, Iming-Iming Paket Pemekaran Kabupaten, Kota
/ Provinsi, Mobilisasi Transmigrasi
Dari Luar Papua, Membunuh-Menculik Tokoh-Tokoh Papua Yang Berhasil Merebut
Simpati Rakyat Papua Dan Non-Papua, Mengejar Dan Menggintimidasi, Melenjapkan
Orang-Orang Yang Aktif Dan Peduli Kepada Rakyat Papua, Dan Memecahkan Majelis
Rakyat Papua (MRP) Menjadi Dua.
Yang sangat fenomenal lagi yaitu;
bandar judi togel dimana-dimana, penjualan minuman beralkohol dengan bebas,
pekerja Seks komersial beraktivitas dengan bebas sementara jelas-jelas mereka
menggidap penyakit HIV/AIDS, Narkoba,
obat-obat generic di jual dengan bebas di Apotik-apotik, pendirian Kampus-Kampus Swasta dengan bebas tanpa Pengawasan dan muttu, penerima beasiswa anak pelajar SD, SMP, SMA serta Mahasiswa untuk beasiswa
dalam Negeri dan Luar negeri penuh dengan nepotisme.
Hal lain, petani dan nelayan
tidak berdaya untuk produksi dan pemasaran, yang berikutnya untuk kesempatan
kerja bagi orang Papua sangat susah di Papua apa lagi di luar Papua. Karena,
orang papua tidak dapat berkompetensi, misalnya; di Papua sementara pendatang
terus melimpah-melebihi penduduk asli papua apa lagi di di luar papua lebih
susah lagi. Jadi rakyat papua menjadi penonton dan pemikir sejati dan tidak
berkompetensi serta berprestasi di semua lini kehidupan.
Solusi Terbaik Untuk Rakyat Papua Menggatasi Berbagai Nasib Hidup Di
Bumi Cenderawasi;
· -
Belajar dengan tekun bagi pelajar dan mahasiswa
Papua sambil menelusuri sejarah politik bangsa papua,
· -
Rayat Papua mempunyai grand
design untuk masa depan papua,
· -
Rakyat papua tidak perlu banding-bandingkan
pembangunan papua dengan di luar papua,
· -
Rakyat papua tidak perlu idealis di dalam NKRI
tetapi kuatkanlah aspek perekonomian, usaha pertanian, -usaha peternakan, usaha
perikanan, kerajinan serta kebudayaan (pelestarian Bahasa Daerah),
· -
Menutup perkawinan silang, (kawin papua dengan papua)
· -
Melarang jual-beli tanah, hutan,
kayu, pulau-pulau, benda-benda kebudayaan, serta sumber daya lainnya,
· -
Menjaga orang-orang Non-Papua dengan bebas masuk
di daerah Papua,
·
-Rakyat Papua kurangi obsesi untuk masuk dalam
politik tetapi ambisi untuk meraih pendidikan yang baik, membangun usaha-usaha
kecil serta pelestarian nilai-nilai kebudayaan papua,
· - Rakyat Papua harus menahan napsu mengkomsumsi minuman beralkohol, narkoba, judi serta
memakai perkerja seks komersial,
· -
Rakyat Papua perlu mendidik anak-anak usia dini
dengan bahasa daerah dan nilai-nilai adat-istiadat Papua, serta sejarah Politik Papua,
· - Rakyat Papua dapat membangun keharmonisan dalam
keluarga dan menghindari Konfik kekerasan dalam rumah tangga,
· -
Rakyat Papua menjaga toleransi sesama umat
beragama.
By: Mabel-yanuar, UNJANI Cimahi international student.
·